WABUP SINTANG BUKA SIDANG DAERAH PGI SINTANG DI GKII BETHEL
Sintang-Wakil
Bupati Sintang Drs. Askiman, MM membuka Sidang Daerah Perekutuan Gereja-Gereja
di Indonesia Daerah (PGID) Kabupaten Sintang di gereja GKII Bethel Jalan DI
Panjaitan pada Senin, 11 Februari 2019. Hadir dalam acara tersebut Ketua PGI
Wilayah Kalimantan Barat Pdt. Paulus Ajong, Ketua PGI Daerah Kabupaten Sintang
periode 2013-2018 Pdt Chau Simen, MA, Kasi Bimas Kristen Edy Pranoto, anggota
PGI, dan organisai Kristen. Pada Sidang Daerah tersebut, akan dilakukan
pemilihan kepengurusan baru PGI Daerah Kabupaten Sintang periode 2019-2024.
Wakil
Bupati Sintang Askiman menyampaikan bahwa PGI merupakan organisasi yang
memiliki tugas dan fungsi yang sangat penting bagi gereja gereja anggota. “Ini
wadah diskusi yang sangat baik untuk bersatunya gereja-gereja yang ada. PGI
Daerah Sintang ini saya ibaratkan tubuh yang memiliki anggota dengan tugas yang
berbeda-beda. Maka saya mendorong agar tugas dan tanggung jawab PGI Daerah
disosialisasikan kepada jemaat anggota gereja. Saya siap mendukung berbagai
organisasi gereja yang ada. Hingga sekarang ada banyak organisasi berbasis
gereja yang terbentuk diharapkan agar bisa berkerja, berfungsi dan membantu
Pemda dalam membina rohani masyarakat Sintang” terang Wakil Bupati Sintang.
“saya
mohon dukungan doa dari para hamba Tuhan agar pemekaran provinsi Kapuas Raya.
Bapak Gubernur Kalbar sudah memberikan dukungan yang luar biasa. Ada banyak
manfaat positif dari pemekaran provinsi untuk kemajuan daerah kita. Kami terus
dorong dan kejar agar di Sintang ini ada pemekaran desa, kecamatan, dan
kabupaten” harap Askiman.
“kami
berharap sidang daerah PGI Daerah Sintang ini bisa menghasilkan pengurus dan
kebijakan yang nyata dan mampu membantu Pemda Sintang khususnya dalam
menyatukan gereja gereja yang ada. Saya juga mengingatkan agar jemaat gereja
hati hati dalam membuat status dan postingan di media sosial. Hamba Tuhan saya
minta mendoakan Sintang supaya aman dan damai” pinta Askiman.
Pdt.
Chau Simen, MA Ketua PGI Daerah Kabupaten Sintang periode 2013-2018
menyampaikan kalau di muka bumi terjadi musibah, gempa bumi, gejolak, masalah
dan kejahatan lainnya. Bukan berarti Tuhan sudah tidak peduli kepada manusia
dan bumi. Tetapi kejadian itu untuk membuktikan apa yang disampaikan dalam
Alkitab.
“Saya
merasakan masalah intoleransi sudah mulai berkurang. Saya juga mendorong agar
toleransi antar gereja juga semakin baik. Karena menurut saya ada intoleransi
antar agama dan inter agama yang artinya toleransi antara sesama gereja. Maka
PGI Daerah Kabupaten Sintang harus memperkuat peranannya dengan baik” terang
Pdt. Chau Simen, MA.“hingga saat ini PGI Daerah Kabupaten Sintang memiliki
anggota 13 gereja dari berbagai denominasi gereja. Lima tahun yang lalu belum
ada sidang seperti ini untuk memilih ketua PGI. Hanya rapat biasa karena baru
memulai. Lima tahun memimpin tentu banyak kekurangan. Saya berharap pengurus
baru mampu memperbaiki PGI di Sintang ini. Programnya pun baru dan bisa
dilaksanakan. Kami berharap PGI bisa bermitra dengan pemerintah daerah” harap
Pdt. Chau Simen, MA.
Pdt.
Paulus Ajong Ketua PGI Wilayah Kalimantan Barat menjelaskan bahwa PGI Sintang
merupakan alat kelengkapan PGI Pusat yang berjuang mewujudkan keesaan gereja di
Indonesia. Sehingga PGI Daerah juga harus memperjuangkan keesaan gereja di
Sintang. “Kita tahu gereja anggota PGI berbeda dalam banyak hal seperti
tatacara, liturgi dan lainnya. Sehingga perlu ada wadah pemersatu. PGI ini
menjadi rumah bersama kita. Gereja tidak boleh mengisolasi diri di tengah
masyarakat. Gereja tidak boleh hanya mengurus rohani saja. Tetapi juga harus
hadir di tengah masyarakat seperti ikut menanggulangi kemiskinan, kekerasan,
kerusakan lingkungan dan lainnya. Fasilitas ibadah seperti gereja dan masjid
harus terus dibangun oleh pemerintah dan masyarakat” terang Pdt. Paulus Ajong
“Gereja,
saya dorong untuk mempersiapkan jemaatnya menghadapi jaman digital seperti saat
ini. Bagi yang tidak siap, maka orang tersebut akan jatuh kedalam jurang
individualisme dan hedonisme. Maka kita harus siapkan diri. Kita akan
kehilangan kehangatan keluarga, waktu berharga akan hilang, gaya bekerja akan
berubah, bahkan menghancurkan keluarga karena era digital ini. PGI memberikan
tips bagi jemaat gereja dalam menggunakan media sosial. Yakni Jam 18.00 sampai
jam 21.00 tidak boleh sentuh handphone baik ayah ibu dan anak-anak. Gunakan
waktu 3 jam tersebut untuk melaksanakan 3B yakni berbincang, belajar dan
berdoa. Lakukan itu setiap hari. Kita tidak mungkin menolak media sosial tetapi
menyeimbangkannya” terang Pdt. Paulus Ajong
Nelson
Tambunan Ketua Panitia Sidang Daerah PGI Daerah Kabupaten Sintang menyampaikan
PGID terus berjuang agar gereja gereja anggota PGI Daerah untuk besar dan
berkembang. “masalah yang ada saat ini adalah Gereja anggota PGI masih berjarak
dengan lingkungan sekitar. Ini merupakan sidang terakhir untuk kepengurusan PGI
Dearah Kabupaten Sintang Periode 2013-2018. Hari ini kita akan melakukan
pemilihan pengurus PGID 2019-2024 “ terang Nelson Tambunan
Post a Comment