WABUP SINTANG HADIRI PERAYAAN TAHUN BARU IMLEK DI KELENTENG KUANTI SINTANG
Sintang-Wakil
Bupati Sintang Drs. Askiman, MM didamping pejabat dari Polres Sintang dan Kodim
1205 Sintang menghadiri Perayaan Malam Tahun Baru Imlek 2570 di Kelenteng Kuanti
Jalan Masuka Pantai Kelurahan Kapuas Kanan Hilir Kecamatan Sintang pada Senin,
4 Februari 2019. Dalam perayaan tersebut, selain memberikan sambutan, Wakil
Bupati Sintang juga menyalakan kembang api. Ditampilkan juga tarian dari etnis
Tiong hoa, Melayu, Dayak dan Jawa.
“saya menyampaikan ucapan selamat tahun baru imlek 2570, gong xi fa cai, selamat dan semoga sejahtera kepada saudara-saudara yang merayakannya di Kabupaten Sintang. semoga tahun yang baru ini dapat membawa kedamaian, kebahagiaan, kesejahteraan, dan keberuntungan bagi saudara-saudara” terang Askiman.
“saya menyampaikan ucapan selamat tahun baru imlek 2570, gong xi fa cai, selamat dan semoga sejahtera kepada saudara-saudara yang merayakannya di Kabupaten Sintang. semoga tahun yang baru ini dapat membawa kedamaian, kebahagiaan, kesejahteraan, dan keberuntungan bagi saudara-saudara” terang Askiman.
Menurut
Wakil Bupati Sintang, perbedaan bukan membawa kita kepada alam perpecahan dan
jurang pemisahan tetapi perbedaan itu merupakan sesuatu yang indah bagi kita.
Maka dari itu, Pemkab Sintang mengajak semua kita saling peduli pada sesama,
peduli kepada lingkungan, sehingga akan tercipta kerharmonisan yang menjadi
jargon Pemkab Sintang.
“Saat
akan mengakhiri sambutan saya selalu menyampaikan kalimat kasih disemai
kejayaan dituai. Kalimat ini memiliki banyak makna, yang artinya ajakan untuk
senantiasa menyemai bahasa kasih di dalam hati pribadi kita, tanamkan bahasa
kasih kepada semua suku bangsa dan agama. Maka kehidupan damai akan terjadi di
Sintang ini. Kita ini beragam maka perlu menciptakan suasana yang damai.
Kemarin terjadi suasana yang tidak enak di Sintang ini” terang Askiman.
“Kami
memberikan apresisasi kepada jajaran Polres Sintang, Kodim 1205 Sintang,
Kejaksaan Negeri Sintang, Pengadilan Negeri Sintang dan semua pihak yang sudah
cepat menanggapi kondisi ini dengan adanya penyelesaian secara damai melalui
sebuah keputusan yang baik. Keputusan ini tidak melihat menang dan kalah.
Tetapi keputusan ini diambil dari hati yang dalam. Masyarakat Tionghoa dengan
rendah hati menyepakati tugu bambu dan tugu jam untuk steril dari atribut
budaya dan agama. Kedua tugu disepakati diharamkan untuk dipasangi semua simbol
agama dan budaya apa pun di Sintang ini” tambah Wakil Bupati Sintang.
“Pemindahan
lampion yang sudah terpasang di kedua tugu oleh masyarakat Tionghoa, tanpa
tekanan dari pihak manapun. Tetapi karena kesadaran sendiri meskipun sudah ada
ijin dari Dinas Lingkungan Hidup. Berdasarkan kesepakatan kami, maka postingan
yang mempersoalkan pemasangan lampion, pemberitaan mengenai persekusi terhadap
masyarakat Tionghoa harus dihapus. Kalau masih ada maka tindakan hukum akan
diambil. Ini keputusan yang bijak. Kami menghimbau kepada seluruh masyarakat
agar menghentikan postingan di media sosial yang mengandung unsur kebencian
kepada kelompok manapun. Gunakan media sosial secara bijak. Hentikan postingan
isu SARA yang membawa dampak perpecahan, dan postingan cacian makian. Itu bukan
budaya Bangsa Indonesia. Gunakan media sosial untuk promosi usaha, untuk
memberikan layanan kasih” ajak Askiman.
“Kita
harus menghargai bahwa lambang negara burung garuda yang dijadikan simbol
Pancasila itu diambil dari simbol kerajaan dan masyarakat Sintang. Maka mari
kita menerapkan nilai Pancasila di Sintang ini. Kejadian kemarin bukan untuk
disesali, tetapi peringatan kita untuk menghargai satu dengan yang lain.
Panitia perayaan tahun baru imlek juga saya lihat terdiri dari multi etnis. Ini
sangat membahagiakan karena partisipasi berbagai lapisan masyarakat. Sintang
ini rumah kita bersama. Maka bersatulah dalam perbedaan.
Edi
Hermanto dari Majelis Agama Konghucu Kabupaten Sintang menyampaikan bahwa
Sintang harus harmonis. “tidak ada perselisihan, masyarakat bisa hidup
berdampingan. Mari kita mengembangkan amal kebajikan di dunia. Sabda Nabi
Konghucu menjelaskan bahwa manusia dari empat penjuru dunia adalah saudara.
Saya berpesan agar masyarakat yang hadir untuk menjaga keamanan di sekitar
tempat ini” terang Edi Hermanto.
Post a Comment