Acara Ngamai-nginai Adat Dayak Uud Danum




Infosatunews.com Adat istiadat Nenek moyang tidak pernah terlepas Dari kehidupan Masyarakat Dayak, khususnya masyarakat Adat Dayak U,ud Danum, meski di tengah kehidupan modernt yang terus berkembang,  masyarakat adat Dayak U,ud Danum tidak pernah meninggalkan Adat istiadat Nenek moyang mereka, Hal tersebut Dapat Di lihat Dari acara prosesi Pengangkatan Anak atau mengangkat orang Tua Angkat Oleh suku Dayak U,ud Danum yang masih berjalan dan di lestarikan dengan sangat baik secara turun temurun sampai pada saat ini.

"Ngamai-nginai" itulah sebutan Asli Bahasa Dayak U,ud Danum yang Artinya adalah Mengangkat Anak atau mengaku Orang Tua baru selain Orang Tua Kandung,  inilah Adat  Suku Dayak U,ud Danum Yang masih di lestarikan dengan sangat baik.

Prosesi adat Ngamai-nginai sendiri Sudah Berjalan Sejak Nenek moyang Masyarakat Adat Dayak U,ud Danum, Dan Hal tersebut Adalah Hal yang Sangat sering Terjadi Di Suku dayak U,ud Danum sampai sekarang, ngamai-nginai sendiri adalah dimana ada anak yang mengaku orang lain sebagai orang Tua angkat yang di lakukan dengan proses acara adat yang sangat kental dengan kegiatan seremonial upacara adat dayak U,ud Danum.

Ngamai-nginai sendiri Di akui hadir secara sacral maupun secara bisikan batin dan keterikatan batin yang sangat kuat dan juga keadaan lingkungan, sehingga dari pihak anak maupun Orang Tua punya alasan yang sangat kuat untuk bisa mengakui orang Tua angkat Atau Anak angkat.

Salah satu hal yang paling mendasar ialah adanya mimpi yang menghampiri pihak anak maupun Orang Tua yang mengharuskan mengangkat orang Tua atau anak, sehingga terjadilah yang namanya ngamai-nginai.

Hal tersebut lah yang di sampaikan oleh Sesepuh Adat dayak U,ud Danum
 A. Emelius johan ,  yang berasal dari Kalimantan Tengah, Johan mengatakan Proses adat dayak mengangkat anak Suku Dayak U,ud danum ini melalui proses upacara adat khusus, Sehingga ketika sudah dilakukan proses upacara adat ini, Anak yang Di angkat tersebut setara dengan saudara kandung Dari orang Tua yang Bersangkutan, sehingga tidak ada lagi perbedaan antara anak kandung dan anak angkat dari Orang tua tersebut. Beliau juga mengatakan jika tidak dilakukan acara ceremonial seperti ini itu tidak di anggap sah, ungkap nya".

Johan juga menjelaskan berbagai proses dan ritual di lakukan dalam acara ngamai-nginai ini mulai dari upacara adat yang memakan waktu beberapa jam di antaranya adalah penyerahan pakaian, uang dan juga yang paling membuat acara ngamai-nginai ini sangat kental dan di akui ke absahan anak angkat itu setara dengan anak kandung adalah proses "minum Darah", hal tersebut di lakukan dengan cara menggores salah satu anggota tubuh dari kedua orang tua angkat serta sampai pada kecup darah yang di lakukan oleh masing-masing orang tua dan anak angkat tersebut.


Proses minum darah ini sendiri di percaya sebagai tanda ketulusan dari kedua belah pihak menerima  Tanpa membedakan Anak kandung dan anak tiri, begitu juga dari anak angka angkat sendiri dengan tidak membedakan lagi yang mana orang Tua kandung antara orang Tua angkat.

Hal tersebut juga di jelaskan oleh Bapak Fx Ngawan, selaku Orang Tua angkat pada saat proses adat Ngamai-nginai yang kami temui di lapangan, Beliau mengungkap kan beberapa proses dan persyaratan yang di lakukan semua memiliki makna dan arti masing masing.

Terutama makna di balik pengangkatan Orang Tua angkat atau Pengangkatan Anak angkat (ngamai-nginai) ini sendiri Di harapkan adanya keslamatan,Kesehatan dan Reszki yang banyak juga, serta ke harmonisan antara kedua belah pihak keluarga yang bersangkutan dalam menjalin tali kekeluargaan antara anak dan ayah dan bukan lagi antara paman dan keponakan, karena dengan proses acara adat Minum darah ini keabsahan nya itu sudah tidak bisa di ganggu lagi bahwa mereka sudah menjadi Ayah dan anak layangknya ayah dan anak kandung.


Bapak ngawan juga menjelaskan suguhan dalam acara adat ini berupa kain dan baju untuk Ibu Angkat, sementara Celana dan Baju untuk Ayah angkat, yang bermakna bahwa kain dan baju buat Ibu adalah sebagai tanda ibu merawat dari kecil sampai besar, sementara celana dan baju untuk Ayah angkat bermakna untuk mencari rezeki.

Sementara untuk Darah Ayam Yang Di pakai dalam proses adat tersebut Bapak ngawan menjelaskan bahwa hal tersebut memang sudah terjadi sejak dahulu kala dari jaman Injil Perjanjian lama Alkitab kristen sebelum Yesus lahir, atau sebelum adanya perjanjian baru yang bermakna menjaga keslamatan dan keamanan bagi yang di oleskan darah, dan proses ini masih berlaku bagi masyarakat adat dayak U,ud Danum sampai saat ini . Jelas nya.

Ngawan juga menjelaskan setelah proses upacara adat pengangkatan orang Tua angkat, maka juga akan di lakukan proses adat penerimaan anak angkat dari Pihak orang Tua angkat yang akan di lakukan beberapa waktu berikut nya, hal ini di lakukan sebagai tanda bahwa kedua orang Tua angkat Tersebut menerima mereka sebagai anak angkat yang Sah.

Masih Kata Ngawan bahwa acara penerimaan nantinya harus di hadapkan semua keluarga dan saudara kandung dan saudara angkat supaya saling mengenal dan bisa berkumpul bersama sebagai keluarga baru yang bahagia.

Untuk acara selanjutnya, Ngawan menyampaikan bahwa tidak ada lagi acara minum darah dan ceremonial khusus lagi, Acara lanjutan adalah sebagai simbolis bahwa mereka sebagai orang tua menerima mereka di keluarga baru tersebut.

“Pahtukah mohpas nokuh ondo balop 3x mohpas unuk ngindo kosial korohaik ponyalak, pahtoi tiho, ondam oros, kouh tahkih, uhtang silih. Mot orih 3x mohpas npkuh mahtan ondo bolum supayak bolum senang? Pios, botuah norojehkik pitar horahtik, tahto nihak. Mohpas 4x  nokuh diang supaya kolo majtan omdo aemakin isun semakin tarang konoikak pomolum semakin monikat.”  Ungkap Ngawan Dalam Bahasa Asli Uud Danum.



(Ed)

Gambar tema oleh Petrovich9. Diberdayakan oleh Blogger.