Kapolda Jatim Bakal Beri Reward Polisi yang Ditabrak Mobil Bandar Narkoba
SURABAYA - Infosatunews.Com, Kapolda Jatim, Irjen Pol Machfud Arifin berencana memberikan reward atau hadiah pada Bripka Yulianto yang jadi korban tabrak mobil Vios L 1555 QO yang berusaha melarikan diri karena dikejar oleh Polisi, Jumat (16/2/2018).
Kapolda yang menyempatkan diri menjenguk korban di Rumah Sakit Bhayangkara ini menyatakan ada reward untuk korban atas apa yang dilakukan. Namun rewardnya masih belum bisa disebutkan sebab berdasarkan penilaian tim, "Ada tim yang akan menilai, nanti akan ditentukan rewardnya seperti apa," ujar Kapolda.
Menurut Kapolda, apa yang terjadi pada Bripka Yulianto bukanlah suatu ancaman buat polisi secara umum namun lebih pada benturan di lapangan.
Dan kedatangan Kapolda ke Rumah Sakit Bhayangkara adalah untuk menyemangati anggotanya. Kapolda juga bersyukur karena dari hasil rongent Bripka Yulianto mengalami luka yang tidak terlalu berat.
Kapolda juga menghimbau kepada seluruh anggota polisi yang bertugas untuk selalu berhati-hati.
"Sebetulnya bisa dengan memberhentikan mobil di depannya, seperti kalau ada Presiden kan berhenti nih, kalau berhenti dia pasti tidak bisa bergerak, artinya perlu juga ada teknis," tegasnya.(har)
Kapolda yang menyempatkan diri menjenguk korban di Rumah Sakit Bhayangkara ini menyatakan ada reward untuk korban atas apa yang dilakukan. Namun rewardnya masih belum bisa disebutkan sebab berdasarkan penilaian tim, "Ada tim yang akan menilai, nanti akan ditentukan rewardnya seperti apa," ujar Kapolda.
Menurut Kapolda, apa yang terjadi pada Bripka Yulianto bukanlah suatu ancaman buat polisi secara umum namun lebih pada benturan di lapangan.
Dan kedatangan Kapolda ke Rumah Sakit Bhayangkara adalah untuk menyemangati anggotanya. Kapolda juga bersyukur karena dari hasil rongent Bripka Yulianto mengalami luka yang tidak terlalu berat.
Kapolda juga menghimbau kepada seluruh anggota polisi yang bertugas untuk selalu berhati-hati.
"Sebetulnya bisa dengan memberhentikan mobil di depannya, seperti kalau ada Presiden kan berhenti nih, kalau berhenti dia pasti tidak bisa bergerak, artinya perlu juga ada teknis," tegasnya.(har)