BUPATI SINTANG PANEN PERDANA SAWIT MILIK KOPERASI PRODUKSI RAJA SWA DESA BANGUN


Bupati Sintang dr H Jarot Winarno menghadiri panen perdana sawit milik Koperasi Produksi Raja Swa dan lansung melakukan panen buah sawit. Dihadapan pengurus dan anggota Koperasi Produksi Raja Swa dan Manajemen PT Kencana Alam Permai, Bupati Sintang menegaskan bahwa dalam membangun kebun sawit tidak boleh menganggu lahan gambut dan tidak membuka lahannya dengan cara dibakar. Kamis 24 Oktober 2019 di Kebun Sawit Mitra Mandiri Desa Bangun Kecamatan Sepauk.

“agar perusahaan di Kabupaten Sintang bisa mendapatkan sertifikat internasional atau Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Di Sintang ada 48 perusahaan  sawit yang sudah memiliki sertifikat RSPO hanya dua perusahaan saja. Dengan memegang sertifikat RSPO mereka bisa jual minyak sawit ke dunia internasional dan dengan harga yang tinggi.

 Syarat mendapatkan sertifikat RSPO adalah tidak membuka lahan di kawasan hutan,  memperhatikan hak-hak karyawan, tidak memperkerjakan  anak dan tidak membuka lahan dengan cara membakar. di Kabupaten Sintang itu ada 152 koperasi kebun, namun yang sehat hanya 70 koperasi saja, Yang terbaik dari 70 koperasi tersebut adalah Koperasi Rimba Harapan di Binjai Hulu dan Koperasi Produksi Raja Swa di Sepauk ini. Koperasi ini menjadi contoh bagi koperasi lain. 

Saya berharap, meskipun saat ini kebun milik koperasi ini dalam satu hektar hanya mampu menghasilkan 500-700 kilogram saja. Tetapi saya mendorong terus agar koperasi bisa memperbaiki produktivitas kebunnya sampai menghasilkan 3-5 ton per hektar. "Saat ini masih  sangat banyak desa yang memiliki lahan luas, bukan merupakan lahan gambut, bukan hutan lindung. Bukan bagian dari konsesi perusahaan. Tetapi mereka bingung bentuk kerjasama yang akan dibangun dengan perusahaan sekitarnya. Tambah Jarot

 ini contoh yang baik. Buat koperasi atau masyarakat lain yang ingin membangun  kebun  sawit. Silakan datang dan belajar ke sini. Perusahaan sawit yang tidak benar akan kita cabut ijinnya. Sejak saya memimpin Sintang ini, sudah ada 7 perusahaan yang tidak benar saya cabut ijinnya. Pemkab Sintang juga sudah memberi dukungan kepada investor yang akan bangun pabrik tengkawang, pengembangan teh, kopi dan buah-bahan.

"Hutan tidak boleh dibuat untuk perkebunan meskipun itu kebun yang dikelola oleh warga secara mandiri, perusahaan dan koperasi. Harmonisasi antara kebun sawit dengan hutan adat harus kita dukung. Bahkan ada aturan yang mewajibkan 7 persen  dari lokasi IUP yang diperoleh oleh sebuah perusahaan  harus dijadikan hutan adat untuk masyarakat” tambah Bupati Sintang.

Darius Anu Ketua Koperasi Produksi Raja Swa Desa Bangun menyampaikan rasa bangga karena panen perdana kebun mitra mandiri bisa dilakukan  oleh Bapak Bupati Sintang. “awalnya kami memang menentang kedatangan sawit di daerah kami. Tetapi ada solusi dari persoalan  yang kami takutkan dari kehadiran sawit. Solusi tersebut adalah lahan milik warga tetapi dikelola oleh perusahaan PT Kencana Alam Permai. Saat ini ada 45 orang tenaga kerja dengan upah UMR dan jaminan kesehatan yang bekerja di kebun milik koperasi. 

Kemitraan yang kami bangun dengan perusahaan juga ada terjadi masalah dilapangan, tetapi berkat komunikasi yang baik. Persoalan bisa diatasi. Kami tetap keras terhadap para pekerja dan bahkan dengan perusahaan. Kami sudah teken MoU dengan perusahaan. Bahkan kami pernah hentikan  kerjasama dan melakukan  evaluasi” terang Darius Anu.

“setelah evaluasi, kita lanjutkan  kembali dan kebun  menjadi baik. Koperasi kami memiliki 141 persil sertifikat dari 69 anggota.  Kami menargetkan kami bisa panen dalam satu bulan mencapai 100 ton. Dalam kemitraan kami dengan pihak PT Kencana Alam Permai ini, Hari ini kita panen, maka saya minta pihak perusahaan bisa melakukan panen, angkut dan jual buah sawit dengan baik. Supaya ada hasil dan petani atau anggota koperasi bisa menikmati hasilnya.

 Kita selama ini  sudah bayar dengan perusahaan. Kita terus melakukan evaluasi dan melakukan  tindakan tegas kepada perusahaan dan anggota koperasi. Kami percaya 100 persen kepada perusahaan dalam mengelola kebun mitra mandiri ini. Kami akan melakukan perluasan area kebun, karena ada masyarakat desa Sekubang minta bergabung menjadi anggota koperasi” terang Darius Anu.

Kepala Desa Bangun Natalis menyampaikan rasa senangnya karena para petani sawit mandiri bisa dibina dengan baik oleh pihak perusahaan. “Dengan seperti ini masyarakat bisa menjadi tuan di tanahnya sendiri. Saya berharap ekonomi masyarakat warga Desa Bangun semakin baik. Kalau ada masalah, mari kita duduk bersama menyelesaikan. Bahkan ke depannya, program dan kerjasama antara masyarakat dengan perusahaan ini bisa juga diperluas ke desa lain di sekitar Desa Bangun” terang Natalis

Billy dari Perwakilan Solidaridad Kabupaten Sintang menyampaikan bahwa lembaganya mendukung program komoditas berkelanjutan seperti pola kemitraan masyarakat dengan perusahaan ini. “karena disini ada upaya untuk menyeimbangkan pembangunan sosial budaya, ekonomi, lingkungan dan pemerintahan. Lembaga kami memperhatikan upaya petani mandiri terutama khusus pada petani sawit. Kami juga melakukan sekolah lapangan untuk membina secara langsung para petani mandiri. Supaya program petani sawit mandiri bisa berhasil.

''Petani sawit mandiri ini ada empat masalah.  Tata kelola keuangan, sarana produksi pertanian, pengetahuan dan individualisasi petani. Kami berupaya mendampingi petani tersebut dengan kegiatan pendampingan langsung kami lakukan” terang Billy.

Syarifudin Ramli Pimpinan PT Kencana Alam Permai menyampaikan sudah mendengarkan keluhan dari Koperasi Produksi Raja Swa. “kami akan terus perbaiki pengelolaan kebun milik warga yang tergabung dalam Koperasi Produksi Raja Swa. Di Kalimantan Barat ini, satu satunya hanya di Desa Bangun ini yang menggunakan pola kemitraan seperti ini. Tanah milik warga tetapi yang mengelola adalah perusahaan. 

Hasil panen kebun milik anggota koperasi akan masuk ke pabrik kami yang baru saja di fungsikan. Kami awalnya tidak diterima bahkan di tentang masyarakat disini, sampai adanya solusi pola kemitraan dengan koperasi ini” terang Syarifudin Ramli.
Gambar tema oleh Petrovich9. Diberdayakan oleh Blogger.