Dr.Sinto, Masih Ada Tiga Desa Yang Belum Deklarasi Open Defecation Free (ODF)



Hal tersebut Di ungkapkan Oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, dr. Harysinto Linoh, MM, Saat Turut Serta Bupati Sintang menghadiri Deklarasi Open Defecation (ODF) di Kecamatan Binjai Hulu Desa Dak Jaya.
Sinto mengatakan bahwa Kecamatan Binjai Hulu ini masih ada tiga desa yang belum deklarasi Open Defecation Free (ODF), “dari 11 Desa yang ada di Kecamatan Binjai Hulu, ada 3 desa yang belum ODF, yakni Desa Ampar Bedang, Desa Mensiku, dan Desa Simba”, ujarnya. 

Untuk desa Dak Jaya ini, sambung dr. Sinto, bahwa desa Dak Jaya merupakan desa yang pertama mendeklarasikan ODF walaupun terlambat, “dari 391 desa di Kabupaten Sintang, desa Dak Jaya ini adalah desa yang ke-57 yang sudah ODF, dan satu-satunya desa yang mendeklarasikan ODF di wilayah Kecamatan Binjai Hulu, walaupun agak terlambat, tetapi tidak masalah”, sambungnya. 

“mari seluruh masyarakat serta perangkat kecamatan dan desa di wilayah Kecamatan Binjai Hulu, sama sama menjadikan kecamatan ini sebagai kecamatan yang sehat, seluruh desa harus ODF, seluruh posyandu di desa adalah posyandu yang mandiri, yang aktif, dan semua ini harus kita dukung bersama”, pesan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang. 

Sementara itu, Kepala Desa Dak Jaya, Fanius Lidi menjelaskan Desa Dak Jaya dari awal hingga bisa deklarasi ODF, “tahun 2017 dilaksanakan identifikasi masalah, kemudian tahun 2018 dilanjutkan dengan tahapan pemicuan, dari jumlah total 751 Kepala Keluarga, terdapat 22 Kepala Keluarga yang belum memiliki tempat BAB, sehingga ditahun 2019, Desa menganggarkan didalam APB-Des untuk membantu masyarakat kita yang 22 Kepala Keluarga untuk memberikan bantuan berupa kloset, kemudian saya perintahkan kepala Dusun untuk monitor pembuatan tempat BAB tersebut, sehingga semuanya selesai dan pada akhirnya bisa deklarasi ODF”, jelasnya.


Sementara itu Jarot Winarno mengatakan bahwa masalah kesehatan di dunia saat ini sedang hangat diperbincangkan, permasalahannya ialah pola hidup kurang sehat, seperti viralnya yang namanya virus korona, dulu ada namanya virus MERS, kemudian virus SARS, hal ini menjadi perhatian dunia dalam dunia kesehatan.

Beliau juga mengatakan Untuk di Indonesia sendiri Bupati Jarot mengatakan bahwa penyakit orang Indonesia itu masih penyakit tradisional yang disebabkan kurangnya asupan gizi dan mengandung kuman, seperti disentri, diare, epoli, korela. 

Jarot menambahkan jika tidak ingin virus tersebut menular, caranya adalah dengan cara memutus rantai penularan yang dibantu oleh masyarakat bersinergi dengan Pemerintah.

Gambar tema oleh Petrovich9. Diberdayakan oleh Blogger.